INGATAN (MEMORY)
A. Pengertian Ingatan
Ingatan atau sering disebut memory adalah
sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi.
Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi kognitif dan ilmu
saraf.Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara
pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang
pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan
kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan
kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan
memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan
kembali apa yang pernah dialami (remembering).
Dalam proses mengingat
informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan
(storage), dan mengingat (retrieval stage).
B. Fungsi Memasukkan (Encoding)
Proses Encoding (pengkodean terhadap apa yang
dipersepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang
listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding merupakan
suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan
sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu
informasi disimpan dalam memori.
Proses pengubahan
informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1. Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh
inderanya dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh
konkritnya dapat kita lihat pada anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman
yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika
ia menangis keras-keras sambil berguling-guling.
2. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan
pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai
mahasiswa, dimana dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajarinya
di perguruan tinggi.
C. Fungsi Menyimpan (Storage)
Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan
(penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam encoding, apa
yang dipelajari atau apa yang dipersepsi). Sesuatu
yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces)
dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces.
Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan
ini yang disebut dengan kelupaan. Sehubungan dengan masalah retensi dan
kelupaan, ada satu hal yang penting yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval
atau waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
Masalah intercal dapat dibedakan atas lama
interval dan isi interval:
1. Lama interval, yaitu berkaitan dengan
lamanya waktu pemasukan bahan (act of remembering). Lama interval
berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama intervalnya, makin kurang kuat
retensinya, atau dengan kata lain kekuatan retensinya menurun.
2. Isi interval, yaitu berkaitan dengan
aktivitas-aktivitas yang terdapat atau mengisi interval. Aktivitas-aktivitas
yang mengisi interval akan merusak atau mengganggu memory
traces, sehingga kemungkinan
individu akan mengalami kelupaan.
Atas dasar lama interval dan isi interval, hal
tersebut merupakan sumber atau dasar berpijak dari teori-teori mengenai
kelupaan.
D. Fungsi Menimbulkan Kembali (Retrival)
Fungsi ketiga ingatan
adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam
ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan
informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan.
Mekanisme dalam proses mengingat kembali sangat membantu organisme dalam
menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari
Pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah
diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat
ini juga.
Menimbulkan
kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan cara:
1. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang
dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya
mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.
2. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang
sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
Contohnya mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang
bersangkutan.
3. Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan
berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses
mengingat reintegrativeterjadi bila seseorang ditanya sebuah nama,
misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka akan teringat banyak hal dari
tokoh tersebut karena orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.
E. Kelupaan
Kelupaan terjadi
karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali dalam
alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Hali itu dikarenakan interval
merupakan titik pijak dari teori-teori tentang kelupaan.
Ada lima teori lupa,
yaitu:
1. Decay Theory (Atropi), teori ini beranggapan bahwa
memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak
pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori
akan meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila dalam jangka
waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak atau
menghilang.
2. Teori Interferensi, teori ini menitikberatkan pada isi interval.
Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka
panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan), akan tetapi
jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi
bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat yang lama,
tetapi juga terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit
mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka terjadilahinterferensi
retroaktif. Sedangkan, bila informasi yang kita terima sulit untuk diingat
karena adanya pengaruh ingatan yang sama, maka terjadi proses interferensi
proaktif.
3. Teori Retrieval Failure, teori ini sebenarnya sepakat dengan teori
interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang
selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak
adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi
(disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri
dan diingat kembali.
4. Teori Motivated Forgetting, menurut teori ini, seseorang akan cenderung
berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan
atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan
muncul dalam kesadaran. Jadi, teori ini beranggapan bahwa informasi yang telah
disimpan masih selalu ada.
5. Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis, para peneliti sepakat bahwa setiap
penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan
fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan
mengakibatkan lupa yang mengakibatkan amnesia. Bila yang dilupakan adalah
berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang
bersangkutan disebut menderia amnesia retrograd. Bila yang
dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, maka orang tersebut
menderita amnesia anterograd.
F. Beberapa Eksperimen Mengenai Ingatan
Beberapa metode yang
digunakan dalam penelitian ingatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar
(the learning time method)
Metode ini merupakan metode penelitian ingatan dengan melihat
sejauh mana waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat menguasai materi
yang dipelajari dengan baik, seperti dapat mengingat kembali materi tersebut
tanpa kesalahan.
Misalnya seseorang yang disuruh mempelajari suatu syair lagu dan
orang tersebut harus menimbulkan kembali syair tanpa ada kesalahan. Bila
kriteria ini telah terpenuhi, maka diukur waktu yang diperlukan hingga mencapai
kriteria tersebut. Individu yang satu lebih cepat daripada individu yang lain,
tetapi ada pula yang lambat. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu atau usaha
yang dibutuhkan oleh seseorang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
2. Metode belajar kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana suatu individu
disuruh mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sampai pada suatu
kriteria tertentu. Dalam relearning, untuk mempelajari materi yang
sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibanding
dengan pertemuan pertama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin sering dipelajari, semakin
singkat waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya, dan semakin banyak materi
yang dapat diingat dengan baik, dan makin sedikit materi yang dilupakan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa prosesrelearning ada waktu yang dihemat
untuk disimpan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan metode saving
method.
3. Metode rekonstruksi
Metode ini menugaskan
individu untuk mengkronstruksi kembali materi yang telah diberikan kepadanya.
Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahui waktu yang digunakan,
kesalahan-kesalahan yang diperbuat, sampai pada kriteria tertentu. Contohnya
seperti bermain puzzle.
4. Metode mengenali kembali (recognition)
Dalam metode ini
penelitian dalam memori ditekankan padarecognition (mengenal
kembali). Jadi subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian materi tadi
disajikan ulang dengan penyertaan materi lain. Adanya materi lain untuk mentes
subjek apakah ia mampu mengenal kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya
diantara materi-materi lain yang disajikan.
5. Metode mengingat kembali
Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall(mengingat
kembali) terhadap apa yangtelah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang
berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk
mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.
6. Metode asosiasi berpasangan
Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi
secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
mengingat apa yang telah dipelajarinya, maka dalam evaluasi, salah satu
pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek disuruh menampilkan kembali
(baik recall maupun recognition).
REFERENSI
Anonim. “Ingatan dan Memori Otak”. Online.http://anangku.blogspot.com/2008/09/ingatan-dan-memori-otak.html. Diakses
20 Desember 2011.
Anonim. “Recall Memory dalam Psikologi”. Online.http://www.masbow.com/2009/11/recall-memory-dalam-psikologi.html. Diakses
20 Desember 2011.
Dedi Wahyudi. “Seputar Ingatan (Memory)”. Online.http://podoluhur.blogspot.com/2009/02/seputar-ingatan-memory.html.
Diakses 20 Desember 2011.
Herico. “Istilah dan Konsep Dasar Memori atau Ingatan”. Online.http://goilmu.wordpress.com/2010/01/29/istilah-dan-konsep-dasar-memori-atau-ingatan/. Diakses 20 Desember 2011.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar
Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar