Selasa, 21 Mei 2013

Daily Conversation Expressions

Daily Conversation Expressions

The Bathroom’s Occupied
• Where’s my towel ? : di mana handukku?
• Where did i put my towel ? : di mana kuletakkan handukku ?
• I forgot where i put it : aku lupa di mana meletakkannya
• Your breath is stink : nafasmu bau
• I need a new tooth brush : aku butuh sikat gigi baru
• My tooth brush is worn out : sikat gigiku sudah rusak
• It’s a fresh mint flavour toothpaste : ini adalah pasta gigi dengan rasa mint segar
• I gotta take a bath : aku harus mandi.Gotta adalah bentuk pemendekan dari ‘have got to’, hanya digunakan dalam situasi informal.
• Go clean up yourself ! : mandi sana !
• I scratched my gum when i brushed my teeth. : gusiku tergores/terluka ketika aku gosok gigi.
• Don’t forget to turn off the water pump. : jangan lupa matikan pompa airnya
• Just plug it in ! : colokin aja kabelnya !
• Pull the plug ! : cabut kabelnya !
• Leave the pump on : biarin aja pompa airnya nyala
• The water is overflowing ! : bak mandinya sudah penuh, airnya meluap
• We’ve got trouble with the pump : ada masalah dengan pompa airnya (bentuk ‘we’ve got biasa di ucapkan dengan ‘we got’ saja.
• It’s time to drain the bath tub. : waktunya menguras bak mandi
• Make it fast! : cepetan donk!
• Why are you so lazy? : kenapa kamu malas sekali
• Don’t take too long : jangan lama lama
• I’m in a hurry : aku sedang terburu buru
• Can’t you make it a little faster? : gak bisakah kamu cepetan dikit?
• How much longer do you need? : berapa lama lagi waktu yang kamu butuhkan ?
• It’s a bad time ! : lagi nanggung nih!
• Where’s the dipper/scoop? : di mana gayungnya?
• Can you get me the dipper, please? : bisa ambil gayungnnya?
• Can you scoop me some water? : bisa ambilin aku segayung air?
• Watch with the floor, it’s slippery. : hati hati dengan lantainya
• I need to take a dump : aku mau buang air besar
• I need to take a pee : aku mau kencing
• Somebody please, we are running out of amunition in here! : tolong, kertas toiletnya habis di sini.

1. Monday Morning
• You gotta class? : kamu ada kelas?
• How was school ? : bagaimana sekolahnu? Bagaimana pelajaran di sekolahmu? Apakah menyenangkan?
• Why were you absent ? : kenapa kamu nggak masuk?
• Are you sure of your answer ? : apakah kamu yakin dengan jawabanmu?
• I’m not sure of my answer : : aku nggak yakin akan jawabanku
• I have to prepare myself for the exam. : aku harus mempersiapkan diriku untuk menghadapi ujian.
• Don’t you have a class ? : kenapa kamu nggak masuik? Bukannya kamu ada kelas?
• How was class? : bagaimana pelajaran di kelas tadi? Apakah menyenangkan?
• You did your homework? : apakah kamu sudah mengerjakan Prmu?
• I’m overloaded with homework today. : pekerjaan rumahku banyak sekali hari ini.
• You have to read the theory and the mhetod, and the rest : kamu harus membaca teori dan metodenya, dan lain lain
• I can’t be late again ! : aku nggak boleh terlambat lagi
• Mr kevin’s class is so boring : kelasnya pak kevin sangat membosankan
• How was the exam : bagaimana ujiannya
• Wait, i’ll go with you : tunggu, aku akan berangkat bareng kamu
• I forgot my book : bukuku ketinggalan
• Don’t walk too fast, i can’t keep up with you! : jangan berjalan terlalu cepat, aku nggak bisa nyusul kamu
• Every time the teacher talks to me, i got tong tied : setiap kali gurunya ngomong sama aku, lidahku jadi kelu
• Hey you can’t sit there, that my desk. : hey jangan duduk di situ, itu tempat dudukku
• I’ll get you a seat. : akan kuambilkan kursi untukmu
• You forgot to tighten up your button : kancing bajumu ada yang terlupa
• You can’t cheat in the exam : kamu nggak boleh nyontek






2. What’s The Show
• Turn on the TV : nyalakan tv-nya
• Turn off the TV : matikan TV-nya
• Turn it down ! : kecilkan suaranya
• Don’t forget to turn off the TV before you go to sleep : jangan lupa matikan TV-nya sebelum tidur
• Anybody knows where the remote control is? : ada yang tahu di mana remot TV-nya berada?
• The remote control’s not working : remote-nya rusak
• The transmission is not very good around here : transmisinya nggak terlalu bagus di sini
• We don’t have all channels : nggak semua saluran bisa tertangkap
• Don’t switch the channel : jangan pindahkan channelnya
• It’s my favourite tv show : ini adalah acara kesukaanku
• What do you like so much about soap opera : apa sih yang kamu suka dari opera sabun/telenovela
• You really got no taste : kamu nggak punya selera
• What’s on tv ? : acaranya apa di tv
• Is there any good movie on TV tonight ? : apa ada film bagus nanti malam di TV?
• Hey, i like that ads ; hei, saya suka iklan itu (ads, merupakan pemendekan kata dari advertisement
• Oh no, not commercial break again : oh tidak, lagi lagi iklan !
• Man, they got bunch of a commercial breaks ! : ya ampun, banyak banget iklannya!
• How can you stand watching “sinetron” : kok kamu bisa tahan nonton sinetron
• Reality shows are going for the best rate. : reality show semakin naik ratingnnya

summary discourse analysis

Summary
The text according to Crystal (1997), Knapp & Watkins (2009), Jan Ifversen, MAK Halliday, Cornish (2008), de Beaugrande & Dressler, 1983, p. 3, it can be concluded that the text is a linguistic principles governing the structure of the text, every action completed communication, which is a unit of semantic meaning of a particular entity that contains the sequence of words (other units are morphemes, leksem, syntagma and sentences) that make it 'internally cohesive 'and act' as a whole as the relevant environment for the operation of theme and information systems, and linked from the signs of verbal and non-verbal signals in which the discourse is co-constructed by the discourse partners in the act of communication
Meaningfulness of the text does not depend on the size of their linguistic but communicative events based on standards of textuality.

Standard textuality:
1. Cohesion concerns the ways in which the components of the surface text, the actual words we hear or see, interconnected in sequence.
2. Coherence concerns the ways in which the components of the textual world, ie the configuration of concepts and relationships that underlie the surface text, mutually accessible and relevant "Coherence is the result of cognitive processes among users of text.
3. Intentionality in attitude that the set of event producer texts should be cohesive and coherent text instrumental in fulfilling the producer's intentions, for example, to distribute knowledge or to achieve the goals set in the plan.
4. Acceptability of the attitude of the text that the recipient must be a set of events in a cohesive and coherent text having some use or relevance to the recipient, for example, to acquire knowledge or provide cooperation in the plan.
5. Iformativity and concerns the extent of occurrence of the text presented expected vs. unexpected or known vs. unknown / specific.
6. situationality and concerns the factors that make the text relevant to the circumstances of the incident.
7. Intertextuality and concerns the factors that make the use of the text depends on the knowledge of one or more previously encountered texts.
The definition discourse by Candlin (1997) is a discourse refers to the language used is spoken or written language in a social context, discourse involves the use of spoken, written and signed language and multimodal / multimedia forms of communication, and is not limited to 'non-fiction' ( eg style) or verbal (eg movement and visual) materials.


Discourse can range from silence, to single words (such as "ok"), for a novel, a newspaper article or a conversation set.

TEXT AND DISCOURSE
• ‘Meaning’ doesn’t lie completely ‘within’ the text, it has to be constructed by the addressee or reader (and the speaker/writer!) via the text in conjunction with an appropriate context.
• discourse is a (re-)constructive, and so highly probabilistic matter: from the addressee’s or the reader’s point of view, it is in no sense a question of simply decoding the text in order to arrive at the complete message intended by the speaker/writer.
CATEGORIES OF DISCOURSE
1) Anything beyond the sentence
2) Language use
3) A broader range of social practice that includes non-linguistic and non-specific instances of language
DISCOURSE ANALYSIS
Discourse Analysis is a term used to describe a range of research approaches that focus on the use of language
Characteristics of discourse studies :
• concerned with language use in social contexts
• essentially multidisciplinary
• Discourse Analysis = Doing Analysis


TEORI TENTANG MEMORY DALAM PSIKOLOGI

TEORI TENTANG MEMORY DALAM PSIKOLOGI


INGATAN (MEMORY)
A.     Pengertian Ingatan
Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf.Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering).
Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage).

B.      Fungsi Memasukkan (Encoding)
Proses Encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.
Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1.      Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya dapat kita lihat pada anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil berguling-guling.
2.      Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa, dimana dengan sengaja kita memasukkan segala hal yang dipelajarinya di perguruan tinggi.

C.      Fungsi Menyimpan (Storage)
Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam encoding, apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi). Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan kelupaan. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal yang penting yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali.
Masalah intercal dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval:
1.      Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan bahan (act of remembering). Lama interval berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama intervalnya, makin kurang kuat retensinya, atau dengan kata lain kekuatan retensinya menurun.
2.      Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat atau mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau mengganggu memory traces, sehingga kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.
Atas dasar lama interval dan isi interval, hal tersebut merupakan sumber atau dasar berpijak dari teori-teori mengenai kelupaan.
D.     Fungsi Menimbulkan Kembali (Retrival)
Fungsi ketiga ingatan adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat kembali sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari Pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan cara:
1.       Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.
2.       Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
3.       Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses mengingat reintegrativeterjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron), maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena orang tersebut telah menontonnya berkali-kali.

E.      Kelupaan
Kelupaan terjadi karena materi yang disimpan dalam ingatan itu jarang ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran yang akhirnya mengalami kelupaan. Hali itu dikarenakan interval merupakan titik pijak dari teori-teori tentang kelupaan.
Ada lima teori lupa, yaitu:
1.      Decay Theory (Atropi), teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali (rehearsal). Informasi yang disimpan dalam memori akan meninggalkan jejak-jejak (memory trace) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, akan rusak atau menghilang.

2.      Teori Interferensi, teori ini menitikberatkan pada isi interval. Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang masih ada dalam gudang memori (tidak mengalami keausan), akan tetapi jejak-jejak ingatan saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain. Bisa jadi bahwa informasi yang baru diterima mengganggu proses mengingat yang lama, tetapi juga terjadi sebaliknya.
Bila informasi yang baru kita terima menyebabkan kita sulit mencari informasi yang sudah ada dalam memori kita, maka terjadilahinterferensi retroaktif. Sedangkan, bila informasi yang kita terima sulit untuk diingat karena adanya pengaruh ingatan yang sama, maka terjadi proses interferensi proaktif.

3.      Teori Retrieval Failure, teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.

4.      Teori Motivated Forgetting, menurut teori ini, seseorang akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini akan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran. Jadi, teori ini beranggapan bahwa informasi yang telah disimpan masih selalu ada.

5.      Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis, para peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik di otak. Perubahan fisik ini disebut engram. Gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang mengakibatkan amnesia. Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu yang lalu, yang bersangkutan disebut menderia amnesia retrograd. Bila yang dilupakan adalah informasi yang baru saja diterimanya, maka orang tersebut menderita amnesia anterograd.

F.       Beberapa Eksperimen Mengenai Ingatan
Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ingatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)
Metode ini merupakan metode penelitian ingatan dengan melihat sejauh mana waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, seperti dapat mengingat kembali materi tersebut tanpa kesalahan.
Misalnya seseorang yang disuruh mempelajari suatu syair lagu dan orang tersebut harus menimbulkan kembali syair tanpa ada kesalahan. Bila kriteria ini telah terpenuhi, maka diukur waktu yang diperlukan hingga mencapai kriteria tersebut. Individu yang satu lebih cepat daripada individu yang lain, tetapi ada pula yang lambat. Hal tersebut menunjukkan bahwa waktu atau usaha yang dibutuhkan oleh seseorang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2.      Metode belajar kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana suatu individu disuruh mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu. Dalam relearning, untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan pertemuan pertama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin sering dipelajari, semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya, dan semakin banyak materi yang dapat diingat dengan baik, dan makin sedikit materi yang dilupakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa prosesrelearning ada waktu yang dihemat untuk disimpan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan metode saving method.

3.      Metode rekonstruksi
Metode ini menugaskan individu untuk mengkronstruksi kembali materi yang telah diberikan kepadanya. Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahui waktu yang digunakan, kesalahan-kesalahan yang diperbuat, sampai pada kriteria tertentu. Contohnya seperti bermain puzzle.

4.      Metode mengenali kembali (recognition)
Dalam metode ini penelitian dalam memori ditekankan padarecognition (mengenal kembali). Jadi subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian materi tadi disajikan ulang dengan penyertaan materi lain. Adanya materi lain untuk mentes subjek apakah ia mampu mengenal kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya diantara materi-materi lain yang disajikan.
5.      Metode mengingat kembali
Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall(mengingat kembali) terhadap apa yangtelah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.

6.      Metode asosiasi berpasangan
Metode ini mengambil bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan  mengingat apa yang telah dipelajarinya, maka dalam evaluasi, salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek disuruh menampilkan kembali (baik recall maupun recognition).

REFERENSI




Herico. “Istilah dan Konsep Dasar Memori atau Ingatan”. Online.http://goilmu.wordpress.com/2010/01/29/istilah-dan-konsep-dasar-memori-atau-ingatan/. Diakses 20 Desember 2011.

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.


Mendefinisikan suku kata

Suku adalah unit dasar pidato dipelajari pada kedua tingkat fonetik dan fonologi analisis. Tidak peduli betapa mudahnya dapat untuk orang dan bahkan untuk anak-anak untuk menghitung jumlah suku kata secara berurutan dalam bahasa ibu mereka, masih ada universal disepakati definisi fonetik suku kata adalah apa.

DEFINISI fonetik

        Fonetik suku kata "biasanya digambarkan sebagai terdiri atas pusat yang memiliki sedikit atau tidak ada halangan untuk aliran udara dan yang terdengar relatif keras, sebelum dan sesudah pusat itu (...) akan ada halangan yang lebih besar untuk aliran udara dan / atau suara kurang keras" (Roach, 2000: 70). Dalam kata bersuku satu (satu kata-suku kata) cat / kæt /, vokal / æ / adalah "pusat" di mana sedikit obstruksi berlangsung, sedangkan kita punya obstruksi lengkap untuk aliran udara untuk plosif sekitarnya / k / dan / t / .

DEFINISI fonologi

        Laver (1994: 114) mendefinisikan suku kata fonologis sebagai "sebuah unit kompleks yang terdiri dari unsur-unsur nuklir dan marjinal".   Elemen nuklir adalah vokal atau segmen suku kata; elemen marjinal adalah konsonan atau segmen non-suku kata. Di cat suku kata / pe ɪ nt /, yang diftong / e ɪ / adalah elemen nuklir, sedangkan konsonan awal / p / dan cluster akhir / nt / elemen marjinal.

Prominence TEORI

        Upaya telah dilakukan untuk memberikan fisiologis, akustik atau pendengaran penjelasan dan definisi dari suku kata.   Menurut teori menonjol, misalnya, yang didasarkan terutama pada pendengaran penilaian, jumlah suku kata dalam sebuah kata ditentukan oleh jumlah puncak menonjol. Dalam kata menghibur / ˌ ent ə te ɪ n ɪ ŋ / puncak menonjol diwakili oleh vokal / e ə eɪ ɪ /.   Namun, teori ini tidak banyak membantu dalam diskusi pembagian suku kata.

DADA PULSA TEORI

        Teori pulsa dada membahas suku kata dalam konteks kegiatan otot dan gerakan paru-paru dalam proses pembicaraan. Percobaan telah menunjukkan bahwa jumlah pulsa dada, disertai dengan peningkatan tekanan udara dapat menentukan jumlah suku kata yang dihasilkan (Gimson, 1980: 56), sehingga memungkinkan untuk mengasosiasikan jumlah suku kata dengan jumlah pulsa dada. Pendekatan ini, bagaimanapun, tidak dapat menjelaskan kasus-kasus ketika 2 vokal terjadi satu demi satu - misalnya dalam kata-kata seperti berada / bi: ɪ ŋ / atau bermain / ple ɪɪ ŋ / pulsa dada kedua mungkin hampir tidak relevan dan dengan demikian menyebabkan keliru sampai pada kesimpulan bahwa kata-kata bahasa Inggris seperti terdiri dari satu suku kata saja.

Kemerduan TEORI,
Kemerduan SCALE

        Pendekatan lain disajikan oleh teori kemerduan yang menurutnya pulsa aliran udara pulmonal dalam pidato "sesuai dengan puncak dalam kemerduan" (Giegerich, 1992: 132).   The kemerduan dari bunyi ujaran dibahas sebagai "kenyaringan relatif dibandingkan dengan suara lain" (Giegerich, 1992: 132) dan masing-masing suku kata sesuai dengan puncaknya pada laju aliran udara pulmonal. Dengan demikian unsur nuklir, atau segmen suku kata dapat digambarkan sebagai intrinsik lebih nyaring daripada marjinal, atau unsur-unsur non-suku kata.

        Suara pidato dapat peringkat dalam hal kemerduan intrinsik mereka sesuai dengan skala kemerduan. Skala kemerduan untuk bahasa Inggris diberikan di bawah ini (meskipun pada prinsipnya juga berlaku untuk bahasa lain). Segmen bersuara lebih nyaring daripada yang bersuara dan sonorants lebih nyaring daripada hambat, vokal lebih merdu daripada konsonan, vokal terbuka menjadi lebih nyaring daripada yang dekat. Kata bersuku dua lukisan / pe ɪ nt ɪ ŋ / telah diplot ke skala kemerduan sebagai contoh.

vokal

lebih nyaring

aproksiman

nasal

kurang nyaring

frikatif

affricates

plosif

p
n
t
ɪ
ŋ

urutan linear fonem

        Seperti dapat dilihat dari grafik, ada dua puncak kemerduan dalam string fonem / pe ɪ-nt-ɪ-ŋ /, yaitu vokal / e ɪ ɪ /. Hal ini untuk menunjukkan bahwa jumlah suku kata adalah 2 juga.

        Skala kemerduan, seperti semua pendekatan yang diuraikan di atas, tidak banyak membantu ketika datang untuk pembatasan suku kata yang terpisah, namun.

<<< TOP <<<

§ 2.

Struktur kata

STRUKTUR HIERARCHICAL suku kata

Sebagian besar teori fonologi masa kini setuju bahwa suku memiliki konstituen atau hirarki, bukan linier, struktur.

        Suku kata (konvensional ditandai sekecil sigma Yunani: σ) memiliki dua konstituen langsung (itu "cabang" menjadi dua unsur, untuk memasukkannya ke dalam cara lain) - yang Onset (O), yang mencakup setiap konsonan yang mendahului elemen nuklir (yang vokal), dan Rhyme (R), yang subsumes elemen nuklir (vokal) serta setiap elemen marjinal (konsonan) yang mungkin mengikutinya. Rhyme, pada gilirannya, cabang lebih lanjut ke Puncak (P), juga dikenal sebagai Nucleus (N), dan Coda (Co). The Peak (Inti), sebagai penunjukan menunjukkan, mewakili unsur "nuklir" atau paling nyaring dalam suku kata. The Coda mencakup semua konsonan yang mengikuti Puncaknya pada suku kata. Struktur kata dapat diwakili grafis dengan cara "diagram pohon". Contoh pertama kita akan ambil adalah cat / kæt /.

KONSTITUEN OPTIONAL

        Dalam kasus cat / kæt /, Onset tersebut, Puncak dan Coda masing-masing terdiri dari satu segmen: konsonan (C) / k / menempati Onset, vokal (V) / æ / - Peak, dan konsonan / t / adalah Coda suku kata ini. Namun, ada suku kata dalam bahasa Inggris di mana salah satu atau kedua unsur marjinal (yaitu O dan / atau Co) tidak hadir - hanya Puncak merupakan elemen wajib dalam semua bahasa, dan dalam bahasa Inggris baik Onset dan Coda adalah opsional. (Ada bahasa, meskipun, di mana Onset adalah wajib, serta sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan Codas.) Perhatikan contoh berikut.

Serangan

Puncak

Coda

laut / Si: /

/ S /
/ I :/

Ø (none)

di / n /

Ø

/ Ɒ /
/ N /

mata / A ɪ /

Ø

/ Aɪ /

Ø

Percabangan onsets, PUNCAK DAN CODAS

        Di sisi lain, Onset tersebut, Puncak dan Coda mungkin setiap cabang lanjut menjadi dua C-atau V-konstituen masing-masing. Kemudian kita berbicara tentang percabangan atau onsets kompleks dll suku kata bahasa Inggris tenggelam / dra ʊ nd / adalah contoh di mana semua tiga elemen cabang:

        Seperti dapat dilihat dari diagram, diftong diperlakukan sebagai percabangan Peaks - setiap elemen diftong menempati satu V-slot. Kasus ini sangat mirip dengan "vokal panjang": dalam hal struktur suku kata, mereka ditafsirkan sebagai urutan dua identik V-elemen - / i :/ direpresentasikan sebagai V 1 = [i] + V 2 = [i], dan / ɑ: ɔ: ɜ: u: / adalah [ɑ ɑ +, ɔ ɔ +, ɜ + ɜ, u + u] masing-masing.

TERTUTUP suku kata, suku kata OPEN

        Suku kata yang berakhir dengan konsonan, misalnya cat / kæt /, it / ɪ t /, makan / i: t /, secara tradisional dikenal sebagai suku tertutup, sedangkan yang berakhir dengan vokal, seperti di laut / si :/ atau mata / a ɪ /, disebut terbuka. Dalam hal struktur suku kata, dalam suku tertutup Coda hadir, yaitu kita memiliki Rhyme bercabang, sementara yang terbuka memiliki non-percabangan Rhymes - elemen Coda tidak hadir. Onset suku kata tidak relevan dengan perbedaan ini.

BACAAN

        Untuk lebih detail (dan sedikit lebih khusus) tapi masih cukup singkat struktur suku kata, klik di sini . Pikiran beberapa perbedaan dalam transkripsi dan terminologi, meskipun. Maka Anda mungkin melanjutkan ke penjelasan struktur suku kata dalam kerangka Teori optimalitas (sebuah sekolah yang relatif baru dalam fonologi) dengan mengklik di sini . (Tapi pertama-tama Anda mungkin ingin membaca gambaran Teori optimalitas .)

<<< TOP <<<

§ 3.

Fonotaktik

(Berdasarkan Lass, 1984)

Fonotaktik adalah cabang fonologi yang mempelajari string diperbolehkan fonem dalam bahasa. Suku kata adalah unit pusat dalam deskripsi phonotactic, meskipun kadang-kadang prinsip-prinsip yang mengatur distribusi fonem melampaui batas-batas suku kata tunggal.

Plosif JERMAN DAN SIBILANTS

        Dua atau lebih bahasa dengan setara, persediaan fonem bahkan identik mungkin memiliki aturan yang sangat berbeda yang mengatur distribusi fonem dalam morfem, kata, suku kata. Jadi baik standar Jerman Utara dan Inggris memiliki sistem plosif yang dapat diwakili / pbtdk g / dan keduanya memiliki sibilants / sz ʃ /. Namun, sementara ini didistribusikan secara bebas dalam bahasa Inggris, tidak satu pun dari Jerman yang bersuara mungkin muncul kata akhirnya. Selanjutnya, sementara Jerman memungkinkan baik / s / dan / z / medial, hanya / z / terjadi awalnya dalam kata-kata asli sebelum vokal: G Sohn / z o: n / vs E putra / s ʌ n /, dan hanya / ʃ / terjadi awalnya sebelum konsonan: G Sturm / ʃ t ʊ rm / vs E badai / s t ɔ: m /. (Lass, 1984: 23)

ENGLISH sajak KUAT-suku

        Inggris memiliki keterbatasan tertentu pada bentuk suku kata yang kuat - mereka dapat terbuka hanya jika mereka mengandung vokal panjang atau diftong, dan hanya tertutup kuat suku kata mungkin memiliki vokal pendek. Dengan kata lain, vokal panjang dan diftong dapat terjadi di kedua terbuka (sue / su :/, bay / akan ɪ /) dan tertutup (balok / bi: m /, delapan / e ɪ t /) suku kata yang kuat, sedangkan vokal pendek hanya terjadi pada orang-orang yang tertutup (cat / kæt /, sakit / ɪ l /).

        Seperti yang kita lihat pada bagian struktur suku kata , suku kata akhir di VC memiliki Rhyme bercabang dengan non-percabangan Puncak dan Coda, dan VV adalah Puncak bercabang, sementara VVC adalah Rhyme bercabang dengan Puncak bercabang dan non-percabangan Coda. Kita sekarang dapat mempertimbangkan struktur Rhyme diperbolehkan suku kata yang kuat Inggris:

        Pembatasan phonotactic dapat didefinisikan dengan cara ini: Rhyme dari suku kata yang kuat harus cabang, OR mengandung setidaknya satu percabangan konstituen. (Lass, 1984: 254-255)

BACAAN

        Klik di sini untuk kertas rinci tentang fonotaktik (berdasarkan data Jerman).

<<< TOP <<<

§ 4.

Divisi suku kata

Sejauh ini kita telah menggunakan kata-kata bersuku kata sebagai contoh. Tapi ketika serangkaian suku kata yang bersangkutan, bagaimana kita memutuskan apa yang Coda satu dan Serangan berikutnya? Pertanyaan tentang pembagian atas suku-suku kata, pembagian kata dalam suku kata, cukup kontroversial dan ada beberapa pendekatan untuk itu.

        Kedua kamus pengucapan yang paling penting dan banyak digunakan dari bahasa Inggris, Kamus Bahasa Inggris Mengucapkan (EPD) dan Pengucapan Kamus Longman (LPD), menggunakan prinsip yang berbeda dari pembagian atas suku-suku kata, yang akan kita kutip pada gilirannya, dan kemudian secara singkat menyebutkan lain, lebih abstrak, pendekatan untuk pembagian suku kata.

Pembagian atas suku-suku kata DI EPD,
MAKSIMAL onsets PRINSIP

Dalam Pengantar divisi suku EPD dijelaskan sebagai berikut:

Sebuah titik. Digunakan untuk membagi suku kata, sesuai dengan rekomendasi saat ini Asosiasi Fonetik Internasional . (...) Namun, ini tidak digunakan di mana tanda stres atau ˌ terjadi, karena ini adalah penanda divisi efektif juga suku kata. (...)

(A) Sejauh mungkin, suku kata tidak boleh dibagi dengan cara yang melanggar apa yang dikenal struktur suku kata bahasa Inggris. The 'maksimal onsets Prinsip', yang secara luas diakui dalam fonologi kontemporer, diikuti sejauh mungkin. Ini berarti bahwa, bila memungkinkan, suku kata harus dibagi sedemikian rupa bahwa sebanyak konsonan mungkin ditugaskan ke awal suku kata ke kanan (jika orang berpikir dalam hal bagaimana mereka ditulis dalam transkripsi), bukan untuk akhir suku kata ke kiri. Namun, ketika hal ini akan mengakibatkan akhir suku kata dengan / stres ɪ /, / e /, / æ /, / ʌ /, / ɒ / atau / ʊ /, dianggap bahwa ini akan merupakan pelanggaran English fonotaktik, dan yang pertama (atau hanya) konsonan intervocalic ditugaskan untuk suku kata sebelumnya, sehingga kata 'baik' adalah dibagi / bet.ə /, sedangkan 'pemukul' dibagi / bi:. ʳ /. Dalam kasus vokal pendek tanpa tekanan, / e /, / æ /, / ʌ / dan / ɒ / juga dicegah muncul pada posisi suku kata akhir, namun, tanpa tekanan / ɪ / dan / ʊ / diperbolehkan sama "hak istimewa terjadinya "sebagai / ə / ketika konsonan dimulai suku kata berikut, dan karena itu dapat terjadi pada posisi akhir suku kata tanpa tekanan kecuali pra-pausally. Jadi dalam kata seperti 'mengembangkan', divisi suku kata adalah / dɪ vel.əp /.

(B) Kendati di atas, kata-kata dalam senyawa tidak boleh kembali dibagi syllabically dengan cara yang tidak setuju dengan batas kata dirasakan. Misalnya 'hardware' bisa secara teori akan dibagi / hɑ:. Dweə /, tetapi sebagian besar pembaca akan menemukan ini kontra-intuitif dan akan lebih suka / hɑ: d.weə /. Prinsip ini berlaku untuk membuka, senyawa tertutup dan ditulis dgn tanda penghubung.

(Jones, 1997: xiii)

Pembagian atas suku-suku kata DI LPD

Berikut adalah bagaimana LPD menetapkan pendekatan alternatif untuk pembagian atas suku-suku kata:

     Divisi suku ditunjukkan dalam LPD oleh jarak. (...)

     Hal ini umumnya sepakat bahwa divisi suku kata fonetik harus sejauh mungkin menghindari terjadinya gugus konsonan yang tidak ditemukan di tepi kata. Ini adalah kendala phonotactic. Jadi berangin mungkin wɪn di atau wɪnd i, tetapi tidak bisa wɪ ndi (karena kata-kata bahasa Inggris tidak dapat dimulai dengan nd). LPD mengambil pandangan bahwa pembagian atas suku-suku kata dari kata ini sebenarnya sejajar morfologi: angin + y, wɪnd i. Untuk alasan yang sama, bahasa harus laen ɡwɪʤ, tidak læŋɡ wɪʤ atau Lae ŋɡwɪʤ.

     Prinsip bahwa LPD mengadopsi adalah bahwa konsonan yang syllabified dengan mana dari dua vokal yang berdekatan ini lebih kuat ditekankan. Jika keduanya tanpa tekanan, ia pergi dengan satu ke kiri. Sebuah jumlah vokal lemah karena 'kurang stres' daripada satu yang kuat tanpa tekanan.

     Secara umum, prinsip ini tunduk pada kendala phonotactic. Namun, ada beberapa kasus di mana prediksi yang tepat dari alofon mengharuskan kita untuk menimpanya.

(I) suku kata tanpa tekanan tertentu diakhiri dengan vokal pendek yang kuat, meskipun kata-kata tidak bisa. Dalam nostalgia t ini tidak diaspirasikan (seperti dalam tumpukan staek, tidak seperti di taktik Taek), sehingga pembagian atas suku-suku kata tersebut (BRE) n ɒ stælʤ ə.

(Ii) r dapat mengakhiri suku kata, meskipun di Bre tidak dapat mengakhiri sebuah kata diucapkan dalam isolasi. R di berbintang adalah seperti r dalam bintang itu, dan berbeda dari r lebih kuat dalam pelari bintang. Demikian juga, ʒ dapat mengakhiri suku kata: vɪʒ visi ə n.

(Iii) Dalam morfem, tr dan dr tidak dibagi. Jika bensin adalah hewan peliharaan rəl, sebagai kendala phonotactic membawa kita untuk mengharapkan (karena kata-kata bahasa Inggris tidak berakhir di tr), t yang kemungkinan akan glotal dan yang r bersuara (seperti pada tikus-ras reɪs ræt). Bahkan, tr dalam kata ini diucapkan sebagai kesimetrikan pada konsonan afrikat bersuara, maka LPD syllabifies itu petr əl.

(Wells, 2000: xx-xx)

AMBISYLLABICITY

        Namun kemungkinan lain memperlakukan konsonan intervocalic bahwa fonotaktik bahasa yang memungkinkan baik sebagai Codas dan onsets adalah untuk melihat mereka sebagai milik kedua suku kata pada waktu yang sama. Pertimbangkan bersuku dua kata kebiasaan / hæb ɪ t /. Konsonan / b / mungkin berfungsi sebagai Coda pada suku kata awal - [Hae b] - atau sebaliknya, sebagai Onset dalam suku kata akhir - [b ɪ t]. (. Sini kita menggunakan tanda kurung siku [] untuk menunjukkan batas-batas suku kata) Dalam kasus-kasus seperti ini, banyak phonologists berpendapat bahwa konsonan intervocalic memiliki fungsi ganda - Coda di suku 1, di satu sisi, dan di Onset suku 2, di sisi lain. Hal ini dapat direpresentasikan sebagai berikut: [1 Hae [2 b] 1 ɪ t] 2 1 = [hæb], σ 2 = [b ɪ t]). Konsonan yang masuk struktur dua suku kata disebut ambisyllabic. (Contoh dari Lass, 1984: 266)

BACAAN

        Sebuah pengobatan pembagian atas suku-suku kata sebagai proses mental (sangat berbeda dari pendekatan yang diuraikan di atas), dapat ditemukan di sini .

Bibliografi

·       Giegerich, HJ 1992. Bahasa Fonologi. Sebuah Pengantar. CUP

·       Gimson, AC 1980. Sebuah Pengantar Pengucapan bahasa Inggris. Edisi ketiga. Edward Arnold

·       Jones, D. 1997. Diedit dan direvisi oleh P. Roach dan J. Hartman. Mengucapkan English Dictionary. Edisi ke-15. CUP

·       Lass, R. 1984. Fonologi. Sebuah Pengantar Konsep Dasar. CUP

·       Laver, J. 1994. Prinsip Fonetik. CUP

·       Roach, P. 2000. Bahasa Fonetik dan Fonologi. Praktis Course. 3rd edition. CUP

·       Wells, JC 2000. Longman Pelafalan Kamus. 2nd edition. Pearson Education Terbatas